Media Aktivis Indonesia.Com | Pandeglang Banten – Pemerintah Provinsi Banten menggelar Rapat Koordinasi Daerah bertajuk “Percepatan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih dan Pencanangan Desa Ekspor Provinsi Banten” yang diselenggarakan di Kabupaten Pandeglang. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting tingkat nasional, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Pangan), Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Menteri Kelautan dan Perikanan, Gubernur Banten, serta Bupati Pandeglang.
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam mendorong kemandirian ekonomi desa dan mewujudkan desa sebagai garda terdepan pembangunan nasional. Program Koperasi Desa Merah Putih diinisiasi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat desa yang berbasis gotong royong dan kearifan lokal. Sementara itu, pencanangan Desa Ekspor diharapkan dapat membuka akses pasar global bagi produk unggulan desa di Banten.
Dalam sambutannya, Hadi Mawardi, anggota DPRD Provinsi Banten dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni belaka.
“Ini bukan sekadar pertemuan seremonial. Ini adalah langkah nyata untuk memperkuat kemandirian ekonomi desa, memberdayakan masyarakat, dan membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan. Semoga Koperasi Desa Merah Putih ini menjadi tonggak baru bagi kesejahteraan masyarakat — tempat di mana kekuatan kolektif kita diwujudkan dalam tindakan nyata,” ujar Hadi.
Sementara itu, Gubernur Terpilih Provinsi Banten dalam pidatonya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Banten akan mengalokasikan bantuan sebesar Rp100 juta per desa untuk mendukung program Sarjana Penggerak Desa, bukan untuk pembentukan koperasi
“Kami akan segera mencairkan bantuan desa sebesar Rp100 juta yang dialokasikan khusus untuk program Sarjana Penggerak Desa. Ini adalah investasi untuk masa depan desa,” ungkap Gubernur.
Program Sarjana Penggerak Desa merupakan upaya untuk memberdayakan anak-anak muda dari desa, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu namun memiliki potensi akademik dan semangat tinggi untuk kuliah.
“Kami mengunci bahwa setiap desa harus memiliki tiga anak dari keluarga miskin yang kami beasiswakan. Mereka akan kami sebut ‘Sarjana Penggerak Desa’, karena nantinya mereka akan kembali dan bekerja di desanya untuk menggerakkan pembangunan dari dalam,” tambahnya.
Rapat koordinasi ini diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama serta penetapan desa-desa percontohan yang akan menjadi pelaksana awal program Koperasi Desa Merah Putih dan Desa Ekspor di Provinsi Banten.
Reporter : Apipudin